Perbedaan sudah merupakan hal yang biasa. Sangat manusiawi. Salah satu yang agak panas kemaren tentang hari lebaran. Ini juga sebenernya biasa, malah uda dari tahun ke tahun. Rasanya baru kali ini orang-orang pada emosi.
Pada postingan ini sedikit saya jelasin apa yang membuat hari lebaran ini jatuh dengan tanggal berbeda selisih satu hari. Jadi dalam penanggalan hijriyah (sistem penanggalan Islam yang mengacu pada peredaran bulan, kalo masehi mengacu pada matahari), ada beberapa metode gimana caranya menentukan masuknya bulan baru.
Salah satu metode namanya hisab. Metode hisab ini dilakukan dengan perhitungan secara matematis. Dengan metode ini masuknya bulan baru ditentukan dari jauh hari. Selanjutnya metode lain namanya ruqyah. Metode ruqyah ini dilakukan dengan pengamatan bulan. Kita tahu, bulan jika diamati dalam perjalanan mengitari bumi bentuk yang terlihat oleh sinar matahari akan berubah-ubah dari kecil sampe jadi bulat utuh (purnama) sampe jadi kecil lagi, dan begitu seterusnya. Penentuan masuknya tanggal 1 di bulan baru dengan ruqyah ini ditandai dengan adanya hilal. Hilal adalah bulan muda, bentuknya sangat kecil dan katanya ahli astronomi minimal tingginya 2° dari cakrawala. Dengan kata lain, kepastian masuknya bulan baru dengan metode ruqyah ini hanya bisa ditentukan di akhir bulan (antara tanggal 29-30 hijriyah).
Nah kalo di negara kita tercinta ini, ada yang namanya sidang itsbat. Sidang itsbat adalah perundingan dengan para ahli agama berbagai paham dan metode untuk menetapkan resminya tanggal 1 oleh pemerintah. Maksudnya ada sidang ini supaya tiap pihak bisa saling berunding dengan membawa hasil dari metodenya masing-masing. Tiap pihak pun diberi kebebasan untuk menerima ato tidak. Tidak dilarang untuk tetap melaksanakan sesuai yang diyakini.
Harapan saya tidak seharusnya kita saling menyalahkan. Apalagi dasar pemikiran kita bukan karena pengetahuan kita tentang penentuan bulan baru, tapi malah hanya karena emosi, kasihan terhadap salah satu pihak, bahkan nafsu pingin cepet lebaran supaya ga usah puasa lagi, dan hal-hal ga ilmiah dan ga logis lainnya. Silakan kita meyakini sesuatu karena sesuatu itu memang benar menurut akal kita yang tentunya sudah melalui berbagai pertimbangan di dalam diri kita. Kalo suda meyakini suatu hal pun tidak boleh memaksakan keyakinan kita ke orang lain. Orang lain juga tentunya punya alasan mengapa meyakini sesuatu. Kita jangan menuduh yang tidak-tidak kepada orang ato pihak lain yang beda keyakinan sama kita.
Cukup segitu dulu. Maaf kalo tulisan saya banyak salah, kekurangan, ato tidak berkenan di hati.
Wassalamualaikum wr wb.
VIVAT TC!! Lho? Haha..
... (Klik untuk selengkapnya)
Rabu, 31 Agustus 2011
Beda Lebaran, Ga Usah Emosi
Langganan:
Postingan (Atom)